Apapun jenis gulanya, jika
dikonsumsi berlebihan maka bisa memicu berbagai masalah seperti
diabetes
dan kegemukan. Pakar kesehatan bahkan mengatakan, gula sudah bisa
disebut racun jika
dikonsumsi lebih
dari 8 sendok teh
dalam sehari.
Di Amerika Serikat, banyak produsen makanan menggunakan High Fructose Corn Syrup (HFCS) atau gula jagung yang lebih berbahaya
dari gula pasir atau gula tebu. Berbeda
dengan gula pasir yang merupakan sukrosa, gula tebu adalah fruktosa yang strukturnya lebih sederhana.
Makin sederhana struktur gulanya, makin mudah
diserap oleh tubuh sehingga lebih cepat menaikkan kadar gula
dalam
darah. Bagi pengidap
diabetes yang sulit mengolah gula, kondisi ini sangat berbahaya karena bisa memicu berbagai komplikasi termasuk gangguan jantung.
Meski lebih aman
dibandingkan gula jagung, gula pasir atau gula tebu tetap tidak lebih aman. Ahli endokrinologi
dari University of California,
dr Robert Lustig mengatakan
dalam bentuk apapun gula tetap berbahaya jika
dikonsumsi berlebihan.
"Gula
dalam bentuk fruktosa maupun sukrosa sama-sama tidak baik
dan berbahaya untuk kesehatan. Keduanya adalah racun bagi tubuh," ungkap
dr Lustig.
Meski begitu, konsumsi gula orang Amerika Serikat justru makin meningkat
dalam 30 tahun terakhir. Akibatnya, bukan hanya jumlah penderita obesitas saja yang meningkat tetapi juga pengidap
diabetes terutama tipe 2 yang
dipicu oleh pola makan yang tidak sehat.
Terlebih, sebagian
di antaranya tidak menyadari jenis gula yang
dikonsumsinya. Berbagai jenis makanan olahan
di negara tersebut masih menggunakan gula jagung, sementara konsumen jarang memperhatikan label yang tercantum
dalam kemasan saat membelinya.
Dr Lustig mengatakan, konsumsi gula
dalam bentuk apapun tidak boleh melebihi 8 sendok teh
dalam sehari. Berbagai jenis penyakit kronis banyak
ditemukan
di Amerika Serikat karena orang-orang
di negara itu rata-rata mengonsumsi gula 4 kali lebih banyak
dari yang
dianjurkan.
sumber: fatickvx.blogspot.com
0 komentar:
Posting Komentar