Kalau selama ini anda berpikir bahwa seluruh sprinter dalam kejuaraan dunia adalah para atlet yang berpostur langsing atau ramping, maka anda harus melakukan pengecekan ulang. Dalam even kejuaraan atletik dunia yang telah berlangsung di Berlin pada tahun 2009, terdapat seorang atlet putri asal Samoa, Amerika yang mempunyai bobot lebih dari 90Kg!
Savannah Sanitoa, begitu menginjakkan kaki di lapangan langsung menyita perhatian para penonton. Betapa tidak . . dalam persaingan sprinter dunia yang begitu ketat, hadir seorang gadis bertubuh tambun, dengan lapisan lemak yang tampak menonjol di pinggangnya, berada pada lintasan lari 100m. Sebuah nomor lari yang menuntut kecepatan aksi dan reaksi yang tinggi.
Savannah Sanitoa yang kala itu berusia 22 tahun hadir pada event bergengsi tersebut setelah terbang sejauh 15 ribu kilometer dari negaranya, dengan penerbangan yang memakan waktu hingga 22 jam lamanya. Ia datang dengan mengambil jatah wild card yang dimiliki oleh Samoa. Ukuran tubuhnya yang ekstra gemuk untuk ukuran sprinter dunia tidak menyurutkan niatnya untuk ikut berlomba.
Bagaikan melihat selebriti, para pengambil gambar dan penonton serentak mengambil gambar Savannah Sanitoa saat berada di lapangan baik sebelum berlaga, saat berlaga maupun sesudahnya. Hebatnya . . dengan tubuh tambunnya ia mampu membuktikan kemampuannya secara maksimal dengan hasil yang sebenarnya patut dibanggakan, yaitu . . tidak berada di urutan yang terakhir!
Ya . . Savannah Sanitoa tidak berada pada urutan terakhir, pada lomba lari 100m tersebut. Luar biasa! dibelakangnya masih ada 2 pelari lagi yang berlari lebih lambat dibandingkan dirinya. Setidaknya meskipun ia tidak menjadi juara, ia telah membuktikan sesuatu pada negaranya. Catatan waktunya saat memasuki garis finish adalah 14.23 detik. Dalam latihan ia bahkan pernah mencatat waktu 14.07 detik.
Dalam lomba tersebut juga hadir peserta putri dari Indonesia Serafi Unani, yang dalam lomba tersebut mencatat waktu 12.05 detik, dan mengakhiri lomba pada urutan ke 4. Savannah Sanitoa sendiri mengakhiri lomba pada urutan ke 7. Dalam lomba tersebut peserta terakhir yang memasuki garis finish adalah Tioiti Katutu sprinter dari Kiribati yang mencatat waktu 14.38 detik.
Hingga saat tulisan ini dibuat, Savannah Sanitoa merupakan sprinter tergemuk yang pernah ikut serta pada kejuaran lari 100m pada event resmi tingkat dunia. Tekad kuat dan semangat baja yang dimilikinya pantas untuk kita teladani. Luar Biasa!!!
Savannah Sanitoa, begitu menginjakkan kaki di lapangan langsung menyita perhatian para penonton. Betapa tidak . . dalam persaingan sprinter dunia yang begitu ketat, hadir seorang gadis bertubuh tambun, dengan lapisan lemak yang tampak menonjol di pinggangnya, berada pada lintasan lari 100m. Sebuah nomor lari yang menuntut kecepatan aksi dan reaksi yang tinggi.
Savannah Sanitoa yang kala itu berusia 22 tahun hadir pada event bergengsi tersebut setelah terbang sejauh 15 ribu kilometer dari negaranya, dengan penerbangan yang memakan waktu hingga 22 jam lamanya. Ia datang dengan mengambil jatah wild card yang dimiliki oleh Samoa. Ukuran tubuhnya yang ekstra gemuk untuk ukuran sprinter dunia tidak menyurutkan niatnya untuk ikut berlomba.
Bagaikan melihat selebriti, para pengambil gambar dan penonton serentak mengambil gambar Savannah Sanitoa saat berada di lapangan baik sebelum berlaga, saat berlaga maupun sesudahnya. Hebatnya . . dengan tubuh tambunnya ia mampu membuktikan kemampuannya secara maksimal dengan hasil yang sebenarnya patut dibanggakan, yaitu . . tidak berada di urutan yang terakhir!
Ya . . Savannah Sanitoa tidak berada pada urutan terakhir, pada lomba lari 100m tersebut. Luar biasa! dibelakangnya masih ada 2 pelari lagi yang berlari lebih lambat dibandingkan dirinya. Setidaknya meskipun ia tidak menjadi juara, ia telah membuktikan sesuatu pada negaranya. Catatan waktunya saat memasuki garis finish adalah 14.23 detik. Dalam latihan ia bahkan pernah mencatat waktu 14.07 detik.
Dalam lomba tersebut juga hadir peserta putri dari Indonesia Serafi Unani, yang dalam lomba tersebut mencatat waktu 12.05 detik, dan mengakhiri lomba pada urutan ke 4. Savannah Sanitoa sendiri mengakhiri lomba pada urutan ke 7. Dalam lomba tersebut peserta terakhir yang memasuki garis finish adalah Tioiti Katutu sprinter dari Kiribati yang mencatat waktu 14.38 detik.
Hingga saat tulisan ini dibuat, Savannah Sanitoa merupakan sprinter tergemuk yang pernah ikut serta pada kejuaran lari 100m pada event resmi tingkat dunia. Tekad kuat dan semangat baja yang dimilikinya pantas untuk kita teladani. Luar Biasa!!!
Sumber: fatickvx.blogspot.com
0 komentar:
Posting Komentar